DARWIN – Bawa sisa makanan yang tidak habis ke Australia dengan niat akan dimakan lagi kemudian, bakal didenda Rp 26 juta lebih. Bandara di Australia kini menerapkan tidak boleh membawa sisa makanan dari luar negara tersebut.
Denda dikenakan terhadap wisatawan asal Bali. Seorang wisatawan dari Bali didenda lebih dari Rp 26 juta di bandara tujuan, di Darwin. Dikhawatirkan dia membawa masuk penyakit mulut dan kuku (PMK) dari Indonesia ke Australia.
Dikutip dari ABC, Jumat (5/8/2022), semua itu gegara wisatawan tersebut membawa sisa makanan cepat saji ke dalam penerbangan. Makanan itu terendus oleh anjing pelacak terlatih di Bandara Darwin. Setelah dibuka, makanan itu mengandung daging sapi dan babi.
Diduga makanan tersebut berasal dari restoran makanan cepat saji. Nah, dari potongan daging sapi dan babi inilah yang dinilai berpotensi membawa wabah PMK masuk Australia.
Akibatnya, penumpang itu didenda maksimal AUD 2.664 (sekitar Rp 26 juta).
Ya, sejak penerbangan internasional Indonesia dari dan ke Australia dibuka, petani Australia khawatir wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masuk ke negara mereka.
Kasus denda jutaan rupiah karena membawa sisa makanan masuk ke Australia merupakan kasus kedua dalam periode ini. Pekan lalu, seorang model Australia, Jessica Lee, yang didenda.
Jessica membeli sandwich dari Subway saat transit di Bandara Changi Singapura. Dia dalam perjalanan pulang dari Yunani ke ibu kota Australia Barat, Perth. Ketika dia tiba di Bandara Perth, Jessica tidak melaporkan membawa sandwich yang ada daging ayam dan daun selada di roti.
Dia juga dikenai denda dengan nominal yang sama. Yakni, denda maksimal bagi mereka yang membawa bahan makanan terlarang tanpa memberitahu petugas, sebesar Rp 26 juta.
Jessica mengatakan bahwa dia memang melakukan kesalahan, tetapi tidak berniat untuk tidak melapor.
Menteri Pertanian Australia, Murray Watt, mengatakan pemerintah memang sedang sangat serius mencegah masuknya penyakit mulut dan kuku. So, siapapun yang melanggar akan didenda.
“Hal yang sama juga terjadi di Bandara Adelaide baru-baru ini. Saat itu, seseorang membawa masuk daging sapi, yang ada sisa virus. Bukan virus sebenarnya, namun sisa virus,” kata Menteri Murray Watt.
“Mereka yang melanggar didenda dengan nominal cukup besar dan warga harus menyadari bahwa kami sangat serius. Kami akan menjatuhkan denda kepada siapa saja yang melakukan hal yang tidak benar,” dia menambahkan.
Denda itu diyakini bisa membuat efek jera kepada pelanggarnya.
“Ini akan menjadi makanan dari McDonalds yang termahal yang pernah dibeli. Denda itu dua kali lebih tinggi dari harga tiket pulang pergi ke Bali,” kata Watt mengomentari makanan yang dibawa penumpang ke Darwin itu.
Penumpang tersebut dikenai denda karena kesalahan tidak melaporkan barang yang memiliki risiko biosekuritas tinggi dan memberikan dokumen yang menyesatkan.
“Saya tidak bersimpati sama sekali dengan mereka yang memilih untuk tidak mematuhi langkah biosekuritas ketat yang diterapkan Australia. Dan, pengecekan baru-baru ini menunjukkan bahwa mereka akhirnya akan ketahuan,” kata Watt.
“Biosekuritas adalah hal keamanan. Ini akan melindungi pekerjaan, pertanian kita, juga makanan dan dukungan terhadap perekonomian,” katanya lagi.
Wabah PMK tidak mengancam manusia, tetapi bisa menciptakan ruam pada binatang seperti sapi, babi dan kambing sehingga membuat binatang tersebut harus dimusnahkan secara massal demi memusnahkan virus yang cepat menyebar tersebut.
Penyakit ini menyebar antarbinatang lewat pernapasan, lewat kontak dengan ruam pada binatang, juga lewat susu, kencing, dan sperma binatang.
Virus PMK juga bisa bertahan di baju, sepatu dan juga di ban kendaraan. Makanya, langkah biosekuritas lebih ketat diterapkan untuk mengecek penumpang yang baru tiba dari Indonesia.
“Penumpang yang memutuskan melakukan perjalanan harus memenuhi persyaratan untuk kembali ke Australia dengan mengikuti seluruh ketentuan biosekuritas,” kata Watt lagi.
Pemerintah federal Australia pada Juni sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 140 miliar bagi negara bagian untuk menambah anjing pelacak di Bandara Darwin dan Cairns dan memasang keset sanitasi di semua bandara internasional.(SW)