Kementan Tingkatkan Produktivitas Nasional, Petani dan Penyuluh Adaptasi dan Mitigasi Hadapi El Nino

petani
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) On The Spot (OTS) Volume 36 Selasa, (12/09/2023) di Saung Aki Jayamakmur, Kabupaten Karawang. (Sumber: Humas Kementan)

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memaksimalkan peningkatkan kapasitas sdm pertanian. Apalagi saat ini ancaman El Nino serta krisis pangan global yang semakin terlihat, membuat Kementan mengajak para penyuluh dan petani untuk mempersiapkan diri dan melakukan langkah adaptasi dan mitigasi.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan penyuluh adalah garda terdepan yang akan mengawal pembangunan pertanian.

“Peran penyuluh sangat penting. Terutama untuk memastikan pangan selalu tersedia meski ada ancaman El Nino dan krisis pangan global”, ujar Mentan Syahrul.

Mentan Syahrul juga meminta kepada jajarannya agar mempersiapkan adaptasi dan mitigasi untuk menghadapi El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga September ini.

“Sintesa dalam menghadapi El Nino itu adalah membuat kelembagaan yang kuat dan bernilai ekonomi, termasuk menyiapkan teknologi dan mekanisasi. Karena itu, ke depannya target harus meningkat melalui konsep, program dan kelembagaan yang jauh lebih kuat”, ungkapnya.

Selain itu, Kementan telah mengerahkan langkah-langkah mitigasi hadapi El Nino diantaranya melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan, serta mendorong percepatan tanam dengan menggunakan varietas tahan kering dan mekanisasi pertanian dengan traktor roda 4 dan traktor roda 2.

Menindaklanjuti arahan Mentan SYL, pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) On The Spot (OTS) volume 36 Selasa (12/09/2023) di Saung Aki Jayamakmur Kabupaten Karawang, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan El Nino adalah fenomena yang terjadi di permukaan laut di samudra Pasifik yang berpengaruh ke daerah daerah yang lain.

Fenomena El Nino adalah suhu di permukaan air laut di samudra Pasifik menghangat yang berarti suhunya meningkat daripada biasanya karena suhu yang meningkat maka terjadilah El Nino yang membuat kemarau panjang, ungkap Kabadan Dedi.

Kabadan menambahkan dengan melakukan intermitent atau pengairan berselang akan membuat keseimbangan hara di dalam tanah menjadi bagus. Harga gabah sekarang lagi bagus dan membuat petani tersenyum, menjadi semangat untuk petani.

“Saat ini kita sudah di berada penghujung El Nino yaitu akhir September dan Oktober. Dengan El Nino yang sudah melemah dan akhir Februari pun sudah normal lagi. Saat ini meghadapi El Nino, Kementan telah menghasilkan varietas biotik dan abiotik, jelas Kabadan Dedi kembali.

Hadir mewakili Bupati Karawang, Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Edy Suryana mengatakan saat ini di Kabupaten Karawang ada beberapa daerah kekeringan ada juga yang masih ada pengairan.

Untuk pengairan, kita berencana untuk membuat embung. Sedangkan untuk tampungan air hujan akan dipakai pada saat musim kemarau, selain itu ada petugas lapangan yang cepat tanggap dalam memberikan arahan kepada petani terhadap adanya perubahan iklim”, jelas Edy.

Sementara Narasumber Ngobras OTS, Mulyono Makmur menjelaskan bahwa luas tanah persawahan seluruhnya sebesar 5 hektar, dengan unggulan varietas patiwi yang dapat mengatasi kekeringan.

“Fenomena El Nino kemarau adalah hal yang biasa tetapi ini sangat menyengat membuat petani menjadi stres, segala macam hama penyakit ada disini”, ujar Mulyono.

Mulyono menngungkapkan dengan adanya El Nino, kekeringan yang terjadi saat ini sudah antisipasi hanya serangan hama penyakit yang masih dikhawatirkan. Maka diperlukan kerjasama antar Dinas terkait dengan penyuluh pertanian dalam antisipasi El Nino dan juga motivasi tinggi serta semangat yang tinggi untuk para petani agar lebih giat lagi, jelasnya.

Narasumber lainnya Penyuluh Pertanian, Trisna Gunawan, mengatakan bahwa para penyuluh telah mengumpulkan para kelompok tani kita dan telah disepakati bersama untuk menanam padi jenis atau varietas apa. Disarankan untuk menanam yang varietas yang tahan terhadap kekeringan.

Tidak mudah dalam merubah suatu varietas pangan. Kita selalu sarankan untuk menggunakan varietas yang lebih tahan terhadap kekeringan untuk mengantisipasi adanya kekeringan, ujar Trisna.

Trisna menambahkan bahwa metode yang sudah dilakukan saat ini adalah mensosialisasikan kepada petani, yaitu dengan melakukan kegiatan intermitent atau pengairan berselang untuk membuat pengairan lebih banyak.

Menjadi petani ada suka dan duka. Dengan adanya El Nino ini udara semakin panas dan petani mudah stres. Kita juga sudah mensosialisasikan kepada petani agar di musim kemarau ini memanfaatkan air dengan sebaik baiknya untuk hasil yang baik, tutup Trisna. (HV/NF)