Faktor risiko utama untuk prolaps uteri meliputi kehamilan dan persalinan, karena proses ini dapat merusak dan melemahkan ligamen dan otot yang menopang rahim. Selain itu, menopause juga dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan otot panggul, yang dapat meningkatkan risiko prolaps uteri.
Gejala penyakit inibervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang mungkin dialami oleh wanita dengan prolaps uteri meliputi:
1. Sensasi berat atau tekanan di panggul.
2. Rasa tidak nyaman saat berhubungan seks.
3. Kesulitan dalam menahan urine atau sering buang air kecil.
4. Pembengkakan atau benjolan di vagina.
5. Kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik.
Jika Anda mengalami gejala prolaps uteri, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin memerlukan tes tambahan seperti pemeriksaan ultrasound atau tes pap smear.
Pengobatan prolaps uteri dapat meliputi terapi konservatif seperti melakukan latihan otot panggul atau menggunakan perangkat penguat panggul.
Tinggalkan Balasan