Jakarta – Pada Jumat (13/1), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melantik sebanyak 31 Pejabat Tinggi Pratama lingkup Kementerian Pertanian.
Rotasi dan mutasi lingkup pejabat tinggi pratama rutin dilakukan di Kementerian Pertanian sebagai upaya meningkatkan kinerja dan menyesuaikan kebutuhan organisasi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap para pejabat yang dilantik mampu beradaptasi dengan cepat serta memberikan solusi konkrit terhadap berbagai persoalan serta menjadikan pertanian Indonesia jauh lebih kuat dan semakin modern.
Mentan Syahrul juga berharap dengan rotasi dan promosi jabatan dapat meningkatkan kinerja Kementan dan mempertahankan pencapaian yang telah di raih
Mentan Syahrul pun berpesan bahwa pejabat Kementan untuk siap bekerja keras.
“Jadi pejabat di kementan harus siap bekerja tanpa jeda tidak ada libur, menurut saya ,untuk dapat mewujudkan pertanian yang makin maju makin mandiri dan makin modern” ujar Syahrul.
Kementan melakukan rotasi pada posisi Direktur Polbangtan Gowa dan Bogor untuk saling bertukar posisi. Dan pada Senin (16/01), Direktur Polbangtan Gowa bersama empat pejabat tinggi lingkup BPPSDMP lainnya melakukan serah terima jabatan di kantor pusat Kementan Jakarta.
Syaifudin yang telah menjadi direktur Polbangtan Gowa sejak 2017 melakukan serah terima jabatan kepada Detia Tri Yunandar yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Polbangtan Bogor.
Serah terima jabatan yang dilaksanakan di ruang Catur Gatra gedung dipimpin langsung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi dan disaksikan oleh seluruh pejabat lingkup BPPSDMP.
Terkait pelaksanaan rotasi tersebut tersebut Kepala BPPSDMP Dedy Nursyamsi, mengatakan:
“Mutas dan Rotasi adalah hal biasa dalam sebuah organisasi. Justru kalau tidak tidak ada (mutasi dan rotasi-red), malah menjadi luar biasa, oleh karena itu rotasi dan mutasi harus disikapi dengan positif demi kepentingan sebuah organisasi yang lebih besar. ujar Dedi.
Ditambahkan dengan adanya perubahan melalui rotasi dan mutasi maka sebuah organisasi akan lebih hidup, demikian sebaliknya jika tidak ada rotasi dan mutasi
“Rotasi berarti berani meninggalkan zona nyaman di mana zona nyaman tersebut akan membuat stagnan, melalaikan dan sulit melakukan inovasi dan perubahan. tambah Dedi.
Pada kesempatan tersebut secara khusus Dedi Nusyamsi berpesan, setelah pelaksanaan sertijab tersebut untuk melakukan konsolidasi dan harmonisasi secara internal.
“Segera lakukan konsolidasi dan harmonisasi untuk mendapatkan simponi kerja yang indah. Jadikan keberagaman sebagai sebuah kekuatan, sebab gedung bertingkat yang kokoh adalah kumpulan bahan berbeda seperti semen, batu dan besi yang disatukan menjadi tiang pancang maupun pondasi yang kuat menahan beban maupun badai”. Tegas Dedi.