hainews.co.id – Bangun tidur seharusnya membuat tubuh terasa segar dan berenergi. Namun, sebagian orang justru merasa lelah, malas, bahkan uring-uringan meskipun sudah tidur cukup lama. Kondisi ini sering dikaitkan dengan sleep inertia, fenomena yang dapat mengganggu produktivitas harian.
Apa Itu Sleep Inertia?
Sleep inertia adalah kondisi transisi yang terjadi saat seseorang bangun tidur tetapi belum sepenuhnya terjaga. Akibatnya, seseorang merasa bingung, lelah, atau disorientasi. Gejala ini bisa mencakup pusing, rasa ingin kembali tidur, dan kewaspadaan yang rendah.
Durasi dan Penyebab Sleep Inertia
Kondisi ini biasanya berlangsung antara 5-30 menit setelah bangun, meski pada kasus tertentu dapat bertahan hingga beberapa jam, terutama pada individu yang kurang tidur. Berikut beberapa faktor pemicunya:
- Tahapan Tidur
Jika seseorang terbangun saat tidur REM (Rapid Eye Movement), otak belum siap sepenuhnya untuk terjaga. Hal ini menyebabkan sleep inertia yang lebih lama. - Kualitas Tidur
Tidur terganggu, seperti oleh suara bising atau dengkuran, dapat menyebabkan tubuh sulit kembali ke posisi terjaga. - Durasi Tidur
Tidur kurang dari 7-9 jam per malam untuk orang dewasa meningkatkan risiko kelelahan saat bangun. - Faktor Lingkungan
Suara berisik, pencahayaan berlebihan, suhu kamar yang tidak nyaman, atau kamar yang berantakan dapat memengaruhi kualitas tidur. - Gaya Hidup dan Stres
Konsumsi kafein berlebih dan stres yang tinggi memengaruhi siklus tidur, mengganggu istirahat tubuh secara optimal.
2 Komentar