Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pembinaan dan pendampingan pada Kelompok Tani (Poktan) atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta Kelompok Wanita Tani (KWT).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan bahwa untuk menjadikan pertanian maju, mandiri, dan modern harus mencetak sumber daya manusia (SDM) pertanian yang berkualitas termasuk wanita taninya.
“Keberadaan para petani juga sangat vital dalam mewujudkan pencapaian ketahanan pangan. Dalam penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan,” katanya.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) Kementan telah melakukan pembinaan dan optimalisasi kelembagaan wanita tani melakukan kegiatan pemberdayaan pada wanita tani melalui KWT. Pemberdayaan wanita tani dilakukan guna meningkatkan skill dan pengetahuan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan bagi para petani.
“Kegiatan SIMURP dengan target Kelompok Wanita Tani ialah untuk mengembangkan potensi kemampuan para wanita tani agar menjadi SDM yang mandiri dan bermanfaat,” ujar Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi saat membuka Pertemuan Evaluasi Kelompok Wanita Tani SIMURP Tahun 2022, di Sahid Hotel, Solo Jawa Tengah (9/9/2022).
Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya mengatakan untuk mencapai target peningkatan Indeks Pertanaman (IP) yang semula 180% menjadi 200%, Kementan dalam hal ini BPPSDMP melaksanakan kegiatan SIMURP dengan pendekatan Climate Smart Agriculture (CSA).
Menurutnya, tahun 2021 kegiatan SIMURP telah memberikan fasilitas mesin dan peralatan pengolahan industri rumah tangga hasil pertanian, hal itu dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
“Lebih dari 108 KWT yang telah mengikuti kegiatan dari beberapa wilayah SIMURP, dan hasilnya mampu meningkatkan produktivitas dan menambah pendapatan dan kesejahteraan mereka,” ujar Bustanul lagi.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto menambahkan, SIMURP telah memberikan tambahan energi di Provinsi Jawa Tengah dengan ilmu pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi manajemennya. Sedangkan untuk produk-produk kemasan, perlu dikawal hingga mendapakatkan PIRT. “Khusus KWT Kota Solo, lebih banyak mengelola budidaya pertanian di lingkungan rumah tangga”, ungkapnya. (NF)