Konawe – Geliat pembangunan pertanian di Sulawesi Tenggara terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kawasan di sana menunjukkan perkembangan yang amat positif, terutama dengan beragam program dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian.

Saat ini mereka tengah menggalakkan Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) melalui teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) atau Pertanian Cerdas Iklim (PCI.

Pekan lalu, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tengggara menggelar sejumah pelatihan evaluasi kegiatan SIMURP. Kabid PSP dan Penyuluhan Kabupaten Konawe, Sardin mengatakan kalau tujuan dari giat adalah mendorong peningkatan Pertanian Organik.

“Temuan evaluasi dilakukan oleh bidang prasarana da penyuluhan dinas TPHP Kabupaten Konawe. Hadir beberapa petani dan jumlah Poktan,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Rabu (21/9).

Sardin memaparkan para penyuluh pertanian diharapkan memberikan edukasi dan pemahaman kepada petani, dalam menghadapi perubahan iklim yang disebabkan terjadinya pemanasan global.

“Di mana perubahan iklim ini tidak terjadi di kabupaten Konawe tetapi diseluruh dunia, olehnya itu perlu para PPL meningkatkan kapasitasnya terutama SDM mengenai Climate Smart Agriculture,” tambah dia.

Dia menambahkan sebagai bagian CSA, pupuk organik dan pestisida nabati dimana bahan bakunya tersedia di wilayah Kecamatan Uepai harus betul-betul dimanfaatkan. Tujuannya tak lain demi perbaikan kondisi dan kesuburan tanah.

“Disamping itu bahan baku organik tersebut dapat bernilai tambah menjadi penghasilan tambahan buat para petani kita,” pungkasnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sangat mendukung Program SIMURP, karena melalui teknologi CSA yang ramah lingkungungan terbukti dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, meningkatkan Intensitas Pertanian (IP) serta menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Yang paling pentingnya adalah CSA dapat meningkatkan kesejahteraan petani terutama di Daerah Irigasi (DI) atau Daerah Rawa (DR), ujar Mentan SYL.

Melalui Program SIMURP diharapkan petani penerima manfaat SIMURP dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien serta tanpa bergantung pada kondisi iklim yang berubah.

Hadirnya Program SIMURP diharapkan mampu mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), ujar Mentan SYL lagi.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, akan terus mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan dengan memaksimalkan BPP Kostratani sebagai acuan untuk menciptakan pertanian yang tangguh menghadapi krisis iklim.

Kostratani merupakan penguatan peran dan fungsi BPP yang berbasis teknologi informasi serta mampu memberikan contoh dalam penerapan teknologi CSA. Ini tentunya membutuhkan SDM yang berkualitas. Kostratani diharapkan dapat meningkatkan kualitas pangan dan membangun pertanian kita untuk masa mendatang, pungkasnya. (NF)