Ajudan Bupati Kutai Barat Aniaya Sopir Truk CPO, Bupati Minta Maaf

Ajudan Bupati Kutai Barat Aniaya Sopir Truk CPO, Bupati Minta Maaf
Ajudan Bupati Kutai Barat Aniaya Sopir Truk CPO, Bupati Minta Maaf (Gambar: freepik)

Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria diduga ajudan Bupati Kutai Barat, FX Yapan, menganiaya sopir truk CPO viral di media sosial.

Video tersebut berdurasi sekitar 2 menit 30 detik dan memperlihatkan pria tersebut menarik dan membuka paksa pintu truk, lalu menendang wajah sopir truk.

Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (20/12/2023) di jalan poros Samarinda-Muara Wahau, Kabupaten Kutai Barat. Dalam video tersebut, tampak rombongan kendaraan yang diduga rombongan Bupati Yapan bertemu dengan truk CPO yang sedang melintas.

Kronologi Peristiwa

Menurut keterangan Bupati Yapan, rombongannya yang sedang dalam perjalanan menuju Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Kutai Timur, sempat beberapa kali klakson agar truk CPO tersebut memberi jalan. Namun, truk tersebut tidak kunjung memberi jalan.

Hal itu membuat ajudan Bupati Yapan, Daniel, turun dari mobil dan menghampiri sopir truk.

Daniel kemudian meminta sopir truk untuk memberi jalan, tetapi sopir truk tersebut tetap menolak.

Daniel pun kemudian menarik dan membuka paksa pintu truk. Setelah pintu terbuka, Daniel menendang wajah sopir truk.

Sopir truk pun terjatuh dan mengalami luka-luka.

Bupati Minta Maaf

Bupati Yapan pun telah meminta maaf atas peristiwa tersebut. Ia mengatakan bahwa tindakan ajudan tersebut tidak dibenarkan.

“Saya sangat menyayangkan kejadian itu. Saya sudah meminta maaf kepada sopir truk dan keluarganya,” kata Yapan.

Dampak Peristiwa

Peristiwa tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak. Banyak yang menilai bahwa tindakan ajudan Bupati Yapan tersebut tidak pantas dan melanggar hukum.

Peristiwa tersebut juga menjadi sorotan media massa di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat mengutuk segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum.

Peristiwa penganiayaan yang dilakukan oleh ajudan Bupati Kutai Barat tersebut merupakan peristiwa yang sangat disayangkan.

Tindakan tersebut tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mencoreng nama baik institusi TNI.

Peristiwa tersebut juga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu menjaga sikap saling menghormati dan menghargai, baik di jalan raya maupun dalam kehidupan sehari-hari.***