Inilah Rahasia Meraih Lailatul Qadar dengan I’tikaf di Masjid: Simak Syarat dan Panduannya!

Apa Itu Itikaf di Bulan Ramadhan
Apa Itu Itikaf di Bulan Ramadhan (Foto:Canva)

Apa itu itikaf di bulan Ramadhan? Bulan Ramadhan telah memasuki hari-hari terakhirnya dan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada sepuluh malam terakhir adalah i’tikaf atau berdiam diri di masjid.

I’tikaf merupakan amalan yang sangat penting di bulan Ramadhan karena terdapat keutamaan besar yang bisa didapatkan dari ibadah ini, terutama jika dilakukan sebagai upaya untuk meraih lailatul qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan.

Jadi, apa itu itikaf di bulan Ramadhan ini adalah berdiam diri di masjid untuk memfokuskan pikiran serta perasaan hanya kepada Allah SWT semata yang dapat dilakukan setiap bulan Ramadhan selama 10 hari terkahir.

Sejatinya, ibadah i’tikaf dapat dilakukan setiap saat, namun terdapat keutamaan bila dilaksanakan di bulan Ramadhan.

Apalagi jika itikaf ini dilakukan sebagai salah satu upaya umat Islam dalam meraih malam lailatul qadar atau malam yang diyakini lebih mulia dari seribu bulan.

Sebagaimana disebutkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selalu beritikaf setiap bulan Ramadhan selama 10 hari terkahir bulan Ramadhan. Namun, pada tahun dimana beliau wafat, beliau melakukan itikaf selama 20 hari.

Meski i’tikaf memiliki keutamaan besar, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak menjadi haram atau makruh.

Misalnya, i’tikaf bisa menjadi haram jika dilakukan oleh seorang istri atau hamba sahaya tanpa izin.

Saat melakukan itikaf ini tentu saja dapat menjadi makruh apabila dilakukan oleh seorang perempuan yang bertingkah hingga dapat mengundang fitnah walaupun telah disertai izin.

Selama i’tikaf, terdapat empat rukun atau hal-hal yang harus ada dan dilakukan, menurut Syekh Nawawi Al-Bantani, yaitu:

  • Niat.
  • Berdiam diri di masjid yang sekurang-kurangnya dilakukan selama tumaninah shalat.
  • Masjid.
  • Orang yang beri’tikaf.

Selain itu, Syekh Nawawi juga ikut memberikan beberapa panduan yang mengenai syarat-syarat yang dapat diperhatikan saat seseorang ingin dan akan melakukan itikaf.

Untuk melakukan i’tikaf, seseorang harus memenuhi beberapa syarat, seperti:

  • Beragama Islam.
  • Berakal sehat.
  • Bebas dari hadas besar.

Dikutip dari laman NU Online, dalam melaksanakan i’tikaf, niat merupakan bagian yang sangat penting. Niat untuk i’tikaf bisa dilakukan dengan beberapa cara, tergantung pada jenis i’tikaf yang ingin dilakukan.

  1. Niat untuk i’tikaf mutlak

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ للهِ تَعَالَى

“Aku berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah.”

  1. Niat untuk i’tikaf yang terikat waktu, misalnya selama satu bulan

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَوْمًا/لَيْلًا كَامِلًا/شَهْرًا لِلهِ تَعَالَى

“Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu hari/satu malam penuh/satu bulan karena Allah.”

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا مُتَتَابِعًا

“Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu bulan berturut-turut karena Allah.”

  1. Niat i’tikaf yang dinazarkan

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى

“Aku berniat i’tikaf di masjid ini fardhu karena Allah.”

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فَرْضًا للهِ تَعَالَى

“Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu bulan berturut-turut fardhu karena Allah.”