Apa itu resesi ekonomi? Istilah resesi ekonomi aat ini semakin sering terdengar dan diucapkan baik dalam kehidupan sehari-hari hingga menjadi pembahasan di berbagai media sosial.
Resesi ekonomi ini merupakan sebuah bentuk kemerosotan. Resesi ini seringkali menggambarkan suatu kondisi ketika GDP atau produk domestik bruto menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi rill bernilai negatif selama lebih dari satu tahun maupun dua kuartal.
Resesi ekonomi merupakan suatu adanya penurunan aktivitas ekonomi yang bisa dibilang cukup signifikan dan akan berlangsung selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Terjadinya resesi ini dapat menjadi pemicu adanya penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya angka pengangguran hingga bisa menyebabkan kebangkrutan.
Penyebab Resesi Ekonomi
Berikut ini adalah beberapa penyebab dari adanya resesi ekonomi yaitu:
1. Guncangan Ekonomi
Guncangan ekonomi ini menjadi salah satu penyebabnya, hal ini dikarenakan adanya peristiwa yang tidak terduga dan bisa saja menganggu ekonomi secara meyeluruh dan luas.
Misalnya, adanya suatu bencana alam, serangan teroris hingga suatu kondisi yang baru saja dialami seperti adanya pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh dunia.
2. Inflasi
Inflasi ini adalah suatu kondisi naiknya suatu harga barang mapupun harga jasa secara terus menerus. Dengan terjadinya inflasi yang berlebihan ini dapat menyebabkan daya beli masyarakat menjadi melemah dan akan membuat produksi barang hingga jasa menjadi menurun.
Inflasi ekonomi ini selalu dianggap berbahaya, karena dapat menjadi pemicu adanya masalah pengangguran, kemiskinan serta akan berujung pada resesi.
3. Suku Bunga Tinggi
Terjadinya suatu inflasi ini ternyata juga berdampak pada kenaikan atau bertambahnya suku bunga dari bank sentral. Suku bunga melambung tinggi ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk melindungi nilai mata uang.
Hanya saja, jika terjadi secara besar-besaran perbankan akan menjadi kolaps atau bangkrut.
4. Deflasi
Apa itu deflasi? Deflasi adalah kebalikan dari kondisi inflasi. Deflasi ini dapat dilihat dari adanya penurunan suatu harga dari barang atau jasa yang akan terjadi secara terus menerus.
Deflasi yang berlebihan ini ternyata bisa merugikan bagi pihak penyedia barang atau jasa.
5. Perkembangan Teknologi
Teknologi saat ini yang semakin berkembang pesat secara tidak langsung akan berdampak pada resesi. Misalnya, adanya AI (Artifical Intelligence) maupun robot yang bisa menggantikan pekerjaan manusia.
Jika hal ini terjadi secara besar-besaran dan tidak terkendali, maka akan banyak pula orang atau pekerja menjadi pengangguran.
6. Gelembung Aset
Gelembung aset adalah suatu fenomena yang terjadi di pasar properti hingga pasar saham. Apabila ada investor yang terlalu gegabah dalam mengabil keputusan, hal ini bisa merusak harga pasar.