Epilepsi, Gejala awal dan pencegahannya

epilepsi
Ilustrasi penderita epilepsi. (Foto: Halodoc)

Epilepsi adalah gangguan neurologis kronis yang ditandai oleh serangan kejang yang berulang. Gejala awal penyakit epilepsi dapat bervariasi tergantung pada jenis epilepsi dan area otak yang terlibat. Beberapa gejala umum yang mungkin muncul sebelum serangan epilepsi meliputi:

  1. Aura: Ini adalah perubahan sensasi atau persepsi yang dialami oleh beberapa orang sebelum serangan ayan. Aura dapat berupa perasaan tidak nyaman, penglihatan kabur, bau yang tidak biasa, atau sensasi lain yang tidak biasa.
  2. Perubahan mood atau perilaku: Beberapa orang mengalami perubahan suasana hati atau perilaku sebelum serangan ayan. Mereka mungkin menjadi cemas, takut, atau mengalami emosi yang tidak biasa.
  3. Sensasi tubuh tidak nyaman: Orang yang akan mengalami serangan epilepsi kadang-kadang merasa sensasi aneh atau tidak nyaman di tubuh mereka, seperti kesemutan atau sensasi terbakar.
  4. Gangguan sensorik: Beberapa orang mengalami gangguan sensorik sebelum serangan ayan, seperti kehilangan rasa atau sensasi tidak biasa di bagian tubuh tertentu.
  5. Perubahan persepsi: Ini bisa termasuk perubahan dalam cara seseorang merasakan atau memahami lingkungan sekitarnya, seperti penglihatan atau pendengaran yang terdistorsi.

Pencegahan epilepsi biasanya melibatkan mengelola faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan ayan, seperti:

  1. Minimalkan faktor pemicu: Beberapa faktor, seperti kurang tidur, stres, pencahayaan berkedip, dan konsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu, dapat memicu serangan epilepsi pada beberapa orang. Mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor pemicu ini dapat membantu mencegah serangan.
  2. Konsumsi obat: Jika seseorang telah didiagnosis menderita epilepsi, mengonsumsi obat antikejang sesuai dengan petunjuk dokter adalah langkah penting dalam mencegah serangan ayan.
  3. Gaya hidup sehat: Menjaga gaya hidup sehat dengan makan makanan seimbang, berolahraga secara teratur, cukup istirahat, dan mengelola stres dapat membantu mengurangi risiko serangan ayan.
  4. Pantau kesehatan secara berkala: Mengikuti perawatan yang diresepkan oleh dokter dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur dapat membantu mengelola epilepsi dengan lebih efektif.

Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan yang berkualitas untuk pengelolaan yang tepat dari ayan dan pencegahannya, karena setiap kasus bisa berbeda dan memerlukan pendekatan yang disesuaikan.