Frostbite, Jadi Ancaman Penyakit Musim Kemarau, Inilah Gejala dan Cara Pencegahannya

Frostbite terjadi ketika seseorang terpapar suhu rendah yang ekstrem saat musim kemarau dalam jangka waktu yang lama.
Frostbite terjadi ketika seseorang terpapar suhu rendah yang ekstrem saat musim kemarau dalam jangka waktu yang lama. (Foto:Canva by Serhat Tug)

Musim kemarau telah tiba di beberapa wilayah di Indonesia, dan salah satu ancaman yang perlu diwaspadai adalah penyakit musim kemarau seperti Frostbite.

Frostbite dapat terjadi  terutama ketika tubuh manusia tidak dapat mentolerir cuaca dingin yang ekstrem di tengah musim kemarau.

Salah satu kondisi medis yang sering terjadi akibat cuaca dingin yang berkepanjangan adalah frostbite atau kebekuan.

Frostbite terjadi ketika seseorang terpapar suhu rendah yang ekstrem dalam jangka waktu yang lama, terutama pada bagian tubuh yang terbuka seperti tangan, kaki, hidung, dan telinga.

Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan jaringan kulit akibat suhu udara yang sangat dingin.

Frostbite umumnya terjadi saat suhu udara berada di bawah titik beku air, yaitu di bawah 0 derajat Celsius (32 derajat Fahrenheit).

Pada suhu tersebut, pembuluh darah di kulit menyempit untuk mengurangi kehilangan panas dan menjaga suhu tubuh inti.

Namun, jika paparan terus berlanjut, aliran darah ke area yang terkena menjadi berkurang, yang menyebabkan kerusakan jaringan yang serius.

Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menyebabkan pembekuan jaringan tubuh, yang dapat merusak permukaan kulit, otot, pembuluh darah, dan bahkan tulang.

Gejala awal frostbite meliputi mati rasa, kesemutan, kemerahan, dan kulit pucat atau keabu-abuan di area yang terkena.

Ketika kondisi semakin parah, kulit dapat membengkak, mengeras, dan berubah warna menjadi kehitaman atau kebiruan.

Pada tahap yang lebih parah, dapat terjadi kerusakan jaringan yang parah, termasuk nekrosis (kematian jaringan) dan pembentukan lepuh atau kerak.

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya frostbite meliputi paparan suhu rendah dan angin kencang, beraktivitas di lingkungan yang dingin tanpa perlindungan yang memadai, kelembaban tinggi, konsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang yang dapat mengganggu persepsi suhu tubuh, serta kondisi medis tertentu seperti diabetes atau penyakit peredaran darah yang buruk.

Pengobatan frostbite melibatkan proses penghangatan kembali (rewarming) daerah yang terkena dengan hati-hati, dan hal ini sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis profesional.

Suhu tubuh harus dinaikkan secara bertahap dengan menggunakan metode seperti perendaman dalam air hangat atau aplikasi kompres hangat.

Perawatan medis lainnya mungkin melibatkan penggunaan obat pereda nyeri, perawatan luka, dan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Pencegahan frostbite sangat penting, terutama saat berada di lingkungan yang dingin.

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan termasuk mengenakan lapisan pakaian yang cukup untuk melindungi tubuh dari suhu dingin, menggunakan penutup kepala dan sarung tangan, serta memastikan penggunaan peralatan pelindung seperti sepatu dan kaus kaki tahan air.

Selain itu, penting juga untuk menghindari paparan suhu ekstrem jika memungkinkan dan menghindari konsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang sebelum beraktivitas di luar ruangan dalam suhu rendah.

Frostbite adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Jika seseorang mengalami gejala frostbite, penting untuk segera mencari perawatan medis profesional.

Dalam beberapa kasus, frostbite dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan dan komplikasi serius, seperti gangrene dan amputasi.

Oleh karena itu, pencegahan frostbite dan perawatan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan kita saat musim kemarau.