JNE Sebut Ada Fitnah di Balik Kasus Beras Bansos Dikubur di Depok

 

JAKARTA – Pihak JNE merasa ada yang menyudutkan dan memfitnah dibalik temuan beras bansos sebanyak 3,4 ton di tanah lapang di Depok. Untuk itu pihaknya tak segan untuk mensomasi pihak-pihak yang telah membuat fitnah tersebut.

Pihak JNE selaku transporter kini menggandeng pengacara kondang Hotman Paris Hutapea. Hotman Paris menggelar jumpa pers terkait beras–yang diklaim sudah menjadi milik JNE–yang dikubur di Depok. Konferensi pers tersebut digelar di Jetski Cafe, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (4/8) siang ini.

Dalam undangan konferensi pers, Hotman Paris menyampaikan pihaknya akan menjelaskan sejumlah hal terkait beras bansos yang dikubur JNE di Depok.

“(Akan menyampaikan) hak jawab JNE atas pemberitaan tuduhan penimbunan beras berupa barang paket bantuan sosial Presiden RI (beras Banpres) yang dikubur/ditimbun di kawasan Kampung Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok,” ujar Hotman Paris dalam undangan konferensi pers yang diterima media, Rabu (3/8).

Selain itu, Hotman Paris juga akan menyampaikan somasi kepada pihak-pihak yang dianggap telah memfitnah JNE selaku kliennya.

“Somasi terbuka terhadap pihak-pihak yang melakukan fitnah,” ucapnya.

Pengacara JNE lainnya, Anthony Djono mengatakan beras yang dikubur adalah milik JNE. Beras tersebut menjadi hak milik JNE setelah JNE mengganti beras rusak itu ke pemerintah.

Anthony juga menjelaskan JNE selaku transporter mengambil beras tersebut dari gudang Bulog, di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Beras tersebut tak disalurkan ke masyarakat penerima manfaat karena kondisinya rusak.

“Setelah beras dari gudang Bulog diambil, dalam perjalanan ada yang kena hujan sehingga itu biasalah basah, ada berjamur, itu sudah tidak layak konsumsi. Tidak mungkin beras rusak kita salurkan kepada masyarakat,” ucap Anthony di lokasi, Rabu (3/8).

Oleh sebab itu, beras yang rusak itu lantas diganti dengan beras baru oleh JNE untuk kemudian disalurkan ke masyarakat. Ia mengaku tidak ada masyarakat penerima manfaat yang komplain lantaran beras rusak itu dikubur.

“Transporter kami bertanggung jawab, kita ganti semua beras yang rusak. Ada nggak penerima manfaat yang komplain? Sampai hari ini tidak ada. Kita sudah ganti semua. Jadi tidak ada kerugian sedikitpun,” tuturnya.