Rasti menambahkan bahwa proses perombakan bahan organik secara alami, khususnya residu tanaman yang mengandung proporsi lignin lebih banyak membutuhkan waktu relatif lama (3-4 bulan) untuk menjadi kompos. Sehingga menghambat penggunaan bahan organik (kompos) sebagai upaya pelestarian lahan-lahan pertanian. Apalagi jika dihadapkan dengan masa tanam yang mendesak untuk menghasilkan produksi tinggi.
“Hasil olahan sampah organik berupa kompos (pupuk organik) umumnya rendah kandungan haranya. Sehingga dalam pemanfaatannya perlu ditingkatkan kualitasnya dengan penambahan pupuk hayati guna mengoptimalkan fungsi sumber hara bagi tanaman”, jelas Rasti.
Menurut Narasumber Ngobras selanjutnya Penyuluh Pertanian Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang Agus Sumarna mengatakan Program Genta Organik diantaranya meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati dan Pembenah Tanah sebaagai solusi terhadap pupuk mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati dan Pembenah Tanah secara mandiri, ujar Agus.
2 Komentar