Namun, solusi jangka panjang untuk krisis ini masih belum terlihat.
Repatriasi yang aman dan sukarela ke Myanmar tampaknya jauh dari kenyataan, mengingat kondisi saat ini di negara tersebut dan ketakutan akan kekerasan lebih lanjut.
Krisis pengungsi etnis ini adalah ujian bagi solidaritas global dan prinsip-prinsip hak asasi manusia.
Dunia harus bersatu untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi orang-orang yang telah kehilangan segalanya karena konflik ini.
Kita harus terus mendukung upaya bantuan dan menekan pemerintah Myanmar untuk menghentikan diskriminasi dan kekerasan terhadap Rohingya, serta mengakui hak-hak mereka sebagai warga negara.
Dalam menghadapi krisis ini, kita semua diingatkan tentang pentingnya empati dan tindakan kolektif.
Kita harus berdiri bersama etnis ini dan memberikan suara bagi mereka yang tidak dapat berbicara.
Hanya dengan cara itu kita dapat berharap untuk mengakhiri penderitaan mereka dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang Rohingya.***
Tinggalkan Balasan