Sifilis atau Raja Singa Meningkat 70% dalam 5 Tahun Terakhir, Anak dan Bayi Tidak Terkecuali

Penyakit Sifilis
Penyakit Sifilis (Foto:Canva)

Kasus penyakit sifilis atau raja singa di Indonesia telah meningkat sebesar 70 persen dalam lima tahun terakhir. Pada 2022, tercatat sekitar 21 ribu orang terinfeksi sifilis.

Sifilis atau raja singa ini merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri jenis Treponema pallidum.

Penyakit ini bisa menyerang tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan bayi. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama jika ibu hamil menularkan penyakit ini kepada bayinya, karena dapat menyebabkan kematian pada bayi atau kecacatan yang serius.

Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan peringatan bahwa penyakit sifilis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu diatasi secara serius.

Pada tahun 2018, tercatat sekitar 12.484 kasus sifilis, dan angka tersebut meningkat menjadi 20.783 kasus pada tahun 2022.

Salah satu gejala sifilis adalah ruam atau luka pada area kelamin, namun, pada tahap awal, gejala ini mungkin tidak terlihat atau tidak terasa sakit sehingga banyak penderita tidak menyadarinya.

Hal ini membuat sifilis menjadi penyakit yang sangat mudah menyebar melalui hubungan seksual.

Sifilis yang tidak segera diobati dengan cepat maupun tepat ini akan mengakibatkan n kerusakan pada otak, jantung serta organ lainnya.

Bukan hanya itu saja, ternyata sifilis pada ibu hamil ini juga berbahaya karena dapat menyebabkan kondisi janin tidak normal, bahkan kematian pada bayi.

Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan kondisi kesehatannya dan melakukan pemeriksaan secara teratur untuk memastikan bahwa dirinya bebas dari penyakit ini.

Gejala sifilis pada anak-anak dan bayi bisa berbeda dengan gejala pada orang dewasa. Beberapa gejala yang dapat muncul pada anak-anak adalah demam, kelenjar getah bening yang membengkak, radang tenggorokan, sakit kepala, menurunnya berat badan, nyeri otot, dan rasa lelah.

Kondisi ini dapat berakhir fatal jika tidak segera ditangani dengan tepat. Penanganan sifilis dapat dilakukan dengan antibiotik yang diberikan oleh dokter.

Pengobatan ini dapat membantu menghentikan perkembangan infeksi dan mencegah komplikasi serius yang dapat terjadi.

Selain itu, untuk mencegah penyebaran penyakit, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dan menghindari hubungan seksual yang tidak aman.

Dalam mengatasi masalah sifilis, peran masyarakat juga sangat penting. Kampanye kesadaran tentang sifilis dan penyakit menular seksual lainnya harus terus dilakukan untuk mendorong orang-orang untuk melakukan pencegahan dan pemeriksaan secara teratur.

Pendidikan seksual yang tepat dan komprehensif juga dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini di masyarakat.