hainews.co.id, BALI – Homestay adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam industry pariwisata nasional. Oleh sebab itu, Indonesia Homestay Association (IHSA) mencoba memperkuat peran strategis homestay melalui Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025, di Buleleng, Bali Utara, Jumat-Minggu (23-25/5/2025).

Buleleng dipilih sebagai Lokasi FHN 2025 karena dikenal kaya akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Festival sendiri menghadirkan serangkaian agenda padat dan berkelas dari Welcoming Dinner, Seminar Nasional, Focus Group Discussion, hingga Pameran Pariwisata, budaya dan Ekonomi Kreatif.

Tak ketinggalan, Rapat Kerja Nasional IHSA, dan Cultural Gala Dinner yang akan berpuncak pada IHSA Awards & Closing Ceremony sebuah selebrasi budaya dan apresiasi kepada para pelaku homestay inspiratif dari seluruh penjuru Nusantara.

Ketua Umum DPP IHSA H. Alvy Pongoh mengatakan, di tengah derasnya arus transformasi industri pariwisata global, Indonesia terus menegaskan komitmennya untuk membangun pariwisata yang berakar pada kekuatan lokal dan kearifan budaya.

“Salah satu pilar utamanya adalah homestay akomodasi berbasis masyarakat yang menawarkan pengalaman otentik, sekaligus mendorong pemerataan ekonomi di daerah” katanya.

Alvy menegaskan, Festival Homestay Nusantara 2025 bukan sekadar sebagai ajang tahunan. Tetapi, manifestasi nyata dari peran strategis IHSA dalam membentuk ekosistem pariwisata Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif.

“Asosiasi ini kami kuatkan agar semakin meneguhkan eksistensinya sebagai lokomotif penggerak homestay Indonesia,” ujar Alvy.

Dewan Pengawas IHSA Taufan Rahmadi mengatakan, menurutnya FHN 2025 bukan hanya forum silaturahmi antar pelaku homestay, melainkan pula ruang strategis dalam mengonsolidasikan visi bersama, menjadikan homestay sebagai garda terdepan pariwisata berbasis komunitas yang berkualitas, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.

IHSA, imbuhnya, tidak akan berhenti pada narasi. Sebab, terdapat tujuh pointer strategis yang disusun Dewan Pengurus Pusat yang akan menjadikan asosiasi ini tampil dengan pendekatan kebijakan yang konkret.

“Poin pertama adalah Penyederhanaan legalitas usaha akomodasi, mendorong pemisahan tegas antara hotel untuk skala menengah-besar (UMB) dan homestay untuk skala mikro-kecil (UMK). Dan ini terkait dengan poin kedua, yaitu Penegasan definisi homestay yang wajib memiliki tuan rumah (host), berbeda dari pondok wisata yang lebih bersifat komersial,” terangnya.

Poin ketiga, ujar Taufan, adalah Standardisasi SDM dan usaha homestay sebagai syarat mutlak dalam menjamin kualitas layanan. Dan keempat Dukungan pemasaran dan promosi nasional: baik daring maupun luring, untuk memperkuat posisi homestay di pasar domestik maupun mancanegara.

“Poin kelima Sinergi akomodasi hotel dan homestay sebagai dua elemen yang saling melengkapi, bukan bersaing, karena masing-masing melayani segmen pasar yang berbeda,” jelasnya.

Pembahasan mengenai undang-undang ada di poin keenam, yaitu Urgensi UU Kepariwisataan yang inklusif yang berpihak pada pelaku pariwisata akar rumput, termasuk usaha homestay. Sementara poin terakhir adalah Komitmen terhadap pembangunan pariwisata berbasis komunitas yang menjunjung keberlanjutan lingkungan, keadilan ekonomi, dan pelestarian budaya.

“Di tengah tantangan global dan disrupsi digital, IHSA menunjukkan bahwa akar rumput pariwisata yakni masyarakat desa dan pemilik homestay bisa menjadi kekuatan utama dalam membentuk masa depan pariwisata yang lebih manusiawi dan membumi,” kata Taufan.

Sementara Alvy menambahkan lagi, jika FHN 2025 adalah ajang kontemplatif sekaligus proyeksi masa depan.

“Di Buleleng nanti, tidak hanya akan dirayakan keberagaman budaya, tetapi juga ditata ulang paradigma pariwisata Indonesia, bahwa dari homestay, Indonesia bisa menggaungkan pariwisata yang membangun, bukan membebani, yang menghidupkan, bukan menggerus,” tegasnya.

Kata Alvy, IHSA telah menjadi organisasi yang berpijak pada niat tulus dan kerja cerdas, akan menjadi penentu arah, bukan sekadar pengikut arus.

“Dan Festival Homestay Nusantara 2025 adalah panggung yang menunjukkan itu kepada dunia,” katanya.(*)