Tangkap Peluang, Petani Muda Maros Kembangkan Bisnis Gula Aren

Pengembangan Klaster gula aren menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. ( Sumber Humas : Polbangtan Gowa )

MAROS. – Bisnis gula aren saat ini menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan, selain menjadi salah satu bagian dari sembilan bahan pokok, aren juga kini telah merambah ke kafe-kafe dengan banyaknya minuman dan makanan yang menggunakan gula aren.

Konsumsi gula aren yang besar dibarengi dengan peluang bisnis yang luas dimanfaatkan petani muda binaan YESS PPIU Sulsel di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros untuk mengembangkan klaster gula aren.

Kluster gula aren yang diketuai oleh Ramdani kini telah memiliki kelembagaan tersendiri dengan terbentuknya koperasi Barakka sebagai titik awal kemajuan petani pengusaha aren di kabupaten Maros.

Pengembangan Klaster gula aren ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.

Dalam Millenial Agriculture Forum (MAF) yang dilaksanakan oleh YESS PPIU Sulsel dengan tema kluster gula aren, Sabtu (16/12/2023) secara daring Dedi Nursyamsi mengungkapkan bahwa gula aren menjadi alternatif pengganti gula pasir tebu.

Selain memenuhi kebutuhan pangan kata Dedi, gula aren meningkatkan kesehatan, memiliki kandungan gizi yang luar biasa terutama kadar dari unsur tanaman itu sendiri, serta menghasilkan pundi-pundi rupiah.

“Saya sangat mengapresiasi dan mendukung petani milenial yang mengembangkan klaster gula aren yang memenuhi kebutuhan pangan, kebutuhan kesehatan dan kebutuhan dompet kita.” sebut Dedi

Dedi menambahkan, jika dikemas dengan baik gula aren yang dikombinasikan dengan bahan herbal seperti kunyit, kencur, dan jahe akan memiliki nilai ekonomi yang lebih besar lagi bahkan dapat memenuhi kebutuhan ekspor,

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya penguatan kelembagaan seperti pendirian PT, CV, serta koperasi yang mengarah pada korporasi dengan melibatkan petani lain
untuk mendukung kelembagaan tersebut.

Dengan demikian status kelembagaan semakin kuat karena dikelola banyak pihak, sehingga ketika dibutuhkan untuk ekspor dengan waktu ekspor yang berkelanjutan maka buyer atau eksportir mau bekerja sama karena memiliki tim yang kuat.

“Ketika kita berbicara tentang ekspor gula aren ini, maka kita tidak bisa melakukan sendiri tetapi membutuhkan kluster yang melibatkan banyak petani muda yang memiliki peran masing-masing dalam kluster tersebut.” jelas Santi.

Santi menambahkan, dalam klaster tersebut dapat berperan sebagai petani gula aren, pengolah, atau juga sebagai penjual dalam berbagai bentuk olahan, karena dalam konsep ekspor dan impor membutuhkan kepercayaan sehingga harapannya dengan terbentuknya kelembagaan dan badan hukum yang jelas maka daya tawar akan semakin luas.

Santi mencontohkan saat ini banyak permintaan ekspor yang telah dipenuhi oleh para petani milenial yang didorong oleh program YESS. Ia berharap para local champion ini dapat menjadi leader dalam pengembangan klaster komoditas.

Sementara itu, Ramdani ketua kluster aren Maros mengungkapkan bahwa saat ini, dalam kluster gula aren yang Ia komandoi telah menghimpun para petani dengan membentuk koperasi cluster aren Barakka yang pertama di Kabupaten Maros.

Ia bertekad membawa klaster gula aren Maros menjadi pemimpin industri gula aren yang menerapkan sistem berkelanjutan dan menjadi tulang punggung ekonomi di daerah.