COVID 19 Varian Pirola, Penyebaran Lebih Cepat dan Kemungkinan Menghindari Respons Imun

Gejala yang dapat ditimbulkan oleh varian Pirola ini mirip dengan gejala COVID-19 pada umumnya, seperti demam tinggi, batuk, pilek.
Gejala yang dapat ditimbulkan oleh varian Pirola ini mirip dengan gejala COVID-19 pada umumnya, seperti demam tinggi, batuk, pilek. (Canva by Fotosiaz)

Varian Pirola, yang juga dikenal sebagai subvarian Omicron B.2.86, kini telah muncul dan menjadi perhatian dunia karena penyebarannya yang sangat cepat.

Namun, hingga saat ini masih ada penelitian yang sedang dilakukan untuk memahami apakah varian ini dapat menimbulkan gelombang COVID-19 yang baru yang dapat mengancam kesehatan manusia.

Statens Serum Institute juga telah menegaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan varian ini menyebabkan gejala yang lebih parah daripada varian lainnya.

Namun, ahli virologi di Universitas Warwick, Professor Lawrence Young, menjelaskan bahwa penelitian terbaru menunjukkan varian Pirola kemungkinan lebih mampu menghindari respons imun, meskipun tampaknya kurang menular dibandingkan dengan varian sebelumnya.

Faktanya, varian Pirola ini memiliki lebih dari 35 mutasi, jumlah yang lebih tinggi daripada varian corona lainnya.

Mutasi yang tinggi ini membuatnya sangat berbeda dari varian Delta dan dapat menghindari kekebalan yang terbentuk dari infeksi sebelumnya maupun vaksinasi. Peningkatan jumlah mutasi yang signifikan ini menimbulkan kekhawatiran.

Gejala Varian Pirola dari COVID 19

Gejala yang dapat ditimbulkan oleh Pirola mirip dengan gejala COVID-19 pada umumnya, seperti demam tinggi, batuk, pilek, hilangnya indera penciuman atau indera rasa.

Jika Anda mengalami gejala ini, disarankan untuk melakukan tes antigen atau PCR untuk memastikannya.

Terkait dengan efektivitas vaksin terhadap varian Pirola, CDC menyatakan bahwa vaksin COVID-19 terbaru akan tersedia pada pertengahan September dan awalnya ditujukan untuk subvarian Omicron XBB.1.5.

Namun, efektivitas vaksin terhadap varian Pirola masih dalam proses pemeriksaan.

Dalam hal ini, Neil Maniar, selaku Direktur Program Magister Kesehatan Masyarakat di Northeastern, menjelaskan bahwa vaksin yang diperbarui ini dirancang untuk melawan varian Omicron.

Namun, karena adanya lebih banyak mutasi pada varian terbaru ini, varian ini mungkin memiliki kemampuan lebih besar untuk menghindari kekebalan yang terbentuk dari vaksinasi maupun infeksi sebelumnya.

Dalam hal ini, tetap penting untuk mengawasi perkembangan Pirola dan mengikuti saran dan pedoman dari otoritas kesehatan setempat, seperti menjalankan praktik kebersihan yang baik, mematuhi protokol pencegahan COVID-19, dan mendapatkan vaksinasi COVID-19 yang direkomendasikan.

Sehingga kita dapat meminimalisir atau mengurangi dampak yang terjadi.***