Amoeba pemakan otak saat ini kembali ditemukan dibeberapa negara, seperti Korea Selatan, Pakistan dan Amerika Serikat.
Amoeba pemakan otak ini juga dikenal dengan istilah Naegleria fowleri yang merupakan jenis amoeba yang banyak ditemukan di perairan hangat seperti danau, sungai dan tanah.
Seperti yang kita tahu, Amoeba ini merupakan organisme yang bersel tunggal. Spesies Naegleria fowleri ini biasanya akan berkembang dengan baik di tempat dengan suhu di atas 46 derajat Celsius.
Jika amoeba pemakan otak ini memasuki tubuh manusia, maka amoeba akan dapat menginfeksi otak maupun selaput otak.
Biasanya, kondisi ini juga sering disebut dengan meningoensefalitis amoeba primer. Seseorang akan dapat terinfeksi amoeba jika parasit tersebut masuk melalui hidung dan tidak akan terkena infeksi melalui minum air yang terkontaminasi oleh amoeba.
Spesies amoeba pemakan otak memiliki ukuran sekitar 8-15 mikrometer dan ini tergantung pada tahap kehidupan dan lingkungannya.
Amoeba jenis ini dumumnya apat berkembang biak dengan cara membelah sel tubuhnya dan spesies ini biasanya serimg muncul pada musim panas atau kemarau di sekitar Juli, Agustus dan September.
Perlu diketahui, spesies amoeba ini juga dianggap sebagai organisme yang bisa hidup bebas karena tidak membutuhkan inang untuk hidup.
Umumnya, orang yang terinfeksi oleh amoeba ini disebut mengidap penyakit meningoensefalitis amuba primer atau PAM.
PAM merupakan kondisi terjadinya infeksi sistem saraf pusat yang sangat serius dan umumnya selalu berakibat fatal, seperti kematian.
Berikut ini beberapa gejala infeksi amoeba pemakan otak yang umum terjadi, yaitu:
- Akan mengalami demam tinggi.
- Sakit kepala yang amat menyakitkan.
- Sering mual hingga muntah.
- Badan menjadi gemetaran.
- Muncul gejala seperti meningitis, termasuk leher kaku dan akan sangat sensitif terhadap cahaya atau fotofobia.
- Mengalami kebingungan mental.
- Kehilangan keseimbangan tubuh.
- Sering halusinasi.
- Jika parah akan mengalami koma.
Saat gejala-gejala di atas sudah muncul, maka penyakit ini akan berkembang dengan sangat cepat dan bisa menyebabkan kematian dalam waktu seminggu. Tingkat kematian penyakit ini lebih tinggi dari 97% bahkan dengan adanya pengobatan.