Kedua, flexing dapat menyebabkan seseorang terjebak dalam lingkaran konsumsi berlebihan. Ketika seseorang terus-menerus memamerkan barang-barang mewah atau gaya hidup glamor mereka, mereka mungkin merasa terdorong untuk terus membeli barang-barang baru dan mahal demi mempertahankan citra yang telah mereka bangun. Hal ini dapat menyebabkan utang atau bahkan kebangkrutan di masa depan.

Ketiga, flexing dapat merusak hubungan sosial dan hubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Ketika seseorang terus-menerus memamerkan kekayaan atau prestise mereka, mereka mungkin terlihat sombong atau arogan, yang dapat menyebabkan orang lain tidak nyaman atau bahkan menjauhi mereka.

Bukan hanya itu saja, flexing atau pamer kekayaan di media sosial dapat membawa bahaya serta dampak buruk pada kesehatan mental seseorang.

Ketika seseorang sering membandingkan dirinya dengan orang lain yang tampak lebih sukses dan kaya, hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan rendah diri. Hal ini dapat memicu rasa cemas, stres, dan depresi.