Kotak Klarifikasi Tak Bayar Royalti ke Posan Tobing

 

JAKARTA – Kotak mengklarifikasi kabar yang menyebut tak bayar royalti atas karya-karya posan Tobing. Kotak sebut Posan salah alamat.

Posan Tobing speak up soal band Kotak  yang tidak pernah membayarkan royalti atas lagu-lagu yang dia ciptakan dan masih dibawakan oleh Kotak di panggung. Namun, tudingan itu dianggap salah sasaran oleh Kotak.

Ada beberapa alasan yang dibeberkan Kotak. Dalam klarifikasinya, mereka menyebut bahwa sudah sejak lama band itu tidak pernah lagi manggung membawakan lagu-lagu yang 100 persen diciptakan oleh Posan Tobing.

Sementara dalam klaimnya, Posan Tobing menagih royalti atas beberapa lagu yang ikut serta dia ciptakan. Di antaranya Pelan-pelan Saja, Selalu Cinta, Masih Cinta, Tinggalkan Saja, Kerabat Kotak, hingga Cinta Jangan Pergi.

“Dan aku juga ingin menanggapi posting-an Posan yang menyatakan bahwa lagu-lagu Pelan-pelan Saja, Selalu Cinta, dan Masih Cinta itu adalah ciptaannya. Tapi aku perlu meluruskan, ada peran Pay dan Dewiq di situ. Jadi aku boleh jabarin ya persentasenya,” tutur Cella dalam video klarifikasinya yang diunggah ke media sosial.

“Lagu Pelan-pelan Saja, Dewiq 50%, Pay 25%, sisanya 25% dibagi 4 masing-masing mendapatkan 6,25%; lagu Selalu Cinta, Dewiq 50%, Pay 30%, sisanya 20% dibagi 4 masing-masing mendapatkan 5%; lagu Masih Cinta, Dewiq 50%, Pay 12,5%, Kotak 37,5% dibagi 4 masing-masing mendapatkan 9,38%,” jelas Cella.

“Lagu Tinggalkan Saja, ciptakan Kotak dan Pay, lirik saya (Cella) yang buat. Tapi memang ada lagu-lagu yang diciptakan Posan sendiri, kayak Kerabat Kotak, Cinta Jangan Pergi, Kuingin Sendiri. Itu memang murni 100 persen ciptaan Posan. Tapi semenjak 2011 memutuskan keluar, kami hampir tidak pernah membawakan lagu itu kan,” tegas Cella lagi.

Kerabat Kotak awalnya memang lagu yang dikhususkan buat fans. Lagu itu dibawakan sebagai lagu wajib saat manggung.

Namun Tantri menyebut bahwa kini Kotak punya anthem lain. Lagu tersebut berjudul Energi dan tidak terkait dengan Posan Tobing. Energi merupakan lagu ciptaan Cella yang termasuk dalam album Terbaik.

“Kita juga memiliki anthem bagi Kerabat Kotak yang selalu kami bawakan, judul lagunya Energi. Sampai detik ini kita bawakan karena kita merasa Kerabat Kotak adalah sumber energinya Kotak juga,” kata Tantri.

Sebelumnya Posan Tobing, mantan personel Kotak, muncul dan menagih royalti ke band tersebut. Kotak kemudian buka suara dan menyebut bahwa tagihan itu salah alamat.

Hal itu lantaran menurut Kotak, semua urusan royalti atas performance right sudah diatur oleh pemerintah. Kotak mengeluarkan klarifikasi mereka lewat sebuah video di media sosial.

“Di Indonesia sendiri ini ada badan yang diatur oleh pemerintah, berdasarkan Peraturan Pemerintan No. 56 Jo UU Hak Cipta LMK (Lembaga Manajemen Kolektif) dalam hal ini WAMI (Wahana Musik Indonesia),” beber Chua dalam video tersebut.

“Jadi memang sudah pasti tidak tepat kalau meminta hak performance royaltinya ke Kotak. Jadi memang sudah ada lembaganya, ya minta royaltinya ke WAMI gitu. Misalnya nih, saya kasih contoh, buat teman-teman, katakan perform menggunakan lagu Kotak, kalian itu tidak perlu membayarkannya kepada kami. Tapi kalian membayarkannya ke WAMI nanti WAMI yang membayarkan kepada kami,” ujar Tantri melanjutkan.

“Jadi ini sebenarnya, memang hak semua pelaku seni atau pencipta lagu. Kalau kalian ingin mendapatkan hak performance royalti, silakan mendaftarkan diri ke WAMI, menjadi membernya WAMI, nanti akan mendapatkan hak tersebut melalui WAMI,” lanjut Tantri lagi.

Sebelumnya, Posan Tobing mengeluhkan band Kotak tidak memberikan haknya sebagai pencipta lagu. Dia juga sudah membuka ruang diskusi mengenai hal tersebut.

Dalam klaimnya, Posan Tobing menyebut bahwa Kotak membawakan lagu-lagu ciptaannya di atas panggung. Namun, dia tidak pernah mendapat hak royalti atas lagu tersebut.

“Jangan lupa, kalian konser ke mana-mana, itu bawa karya-karya yang ada ciptaan saya di situ,” tutur Posan Tobing.

“Nggak pantas kalian ngomong bagi tiga sebelum kalian memberikan hak orang yang terkait dari lagu itu,” sambungnya.

Sementara dalam klarifikasinya, Kotak menyebut mereka sudah tidak pernah membawakan lagu-lagu yang 100 persen diciptakan oleh Posan Tobing selama manggung. Beberapa lagu yang diklaim Posan ikut diciptakan olehnya sudah ada persentase bagian royalti tersendiri yang seharusnya diklaim ke WAMI untuk dibayarkan ke pencipta lagu.(SW)