Larangan terhadap pengibaran bendera Palestina dicabut pada tahun 1993 sebagai bagian dari Perjanjian Oslo antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina.
Namun, semangka tetap menjadi simbol perlawanan dan identitas Palestina.
Pada tahun 2007, seniman Khaled Hourani menciptakan “Kisah Semangka” untuk buku berjudul “Subjective Atlas of Palestine.”
Penggunaan semangka sebagai simbol kembali mencuat pada tahun 2021.
Tepatnya setelah keputusan pengadilan Israel yang mengusir keluarga Palestina dari Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Ini menjadi bentuk protes terhadap kebijakan tersebut.
Pada tahun 2021, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, memberi polisi wewenang untuk menyita bendera Palestina.
Dan ini diikuti dengan pemungutan suara pada bulan Juni tentang rancangan undang-undang yang melarang pengibaran bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas.
Organisasi Zazim meluncurkan kampanye protes dengan menggunakan gambar semangka di taksi di Tel Aviv, dengan pesan tegas bahwa itu bukan bendera Palestina.
Tinggalkan Balasan