A.M Sangadji, Si “Jagoe Toea” Pejuang Kemerdekaan yang Terlupakan

A.M Sangadji
A.M Sangaji Hari Kebangkitan Nasional (Sumber istimewa)

Aksi deklarasi A.M Sangadji sebagai pahlawan nasional hari ini dilaksanakan di pusat yogyakarta (03/November 2022), bertepat di tugu Yogyakarta.

Aksi deklarasi ini di inisiasi oleh kalangan pemuda dan pelajar yang datang dari belahan kota yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pemuda Nusantara (FKPN).

Kegiatan ini, berlangsung dengan beberapa rangkaian acara di antaranya penyuguhan puisi perjuangan A.M. Sangadji menuju Indonesia merdeka yang di bawakan oleh Abdoel Moethalib Sangadji (Cicit A.M. Sangadji) dan Farah, Haima Insania Moni. Sedangkan orasi ilmiah dibawakan oleh Sapurang Sangadji.

Sebelum melaksanakan giat deklarasi, mereka sempatkan waktu untuk berziarah ke makam A.M Sangadji yang terletak di Jl. Hayam Wuruk No.11, Tegal Panggung, Kec. Danurejan, Kota Yogyakarta.

A.M Sangadji
A.M. Sangadji

A.M. Sangadji Beberapa kali terlibat dalam gerakan melawan kolonial. Tak heran jika dia termasuk orang yang diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Terlebih, dia pun tercatat sebagai anggota Sarekat Islam yang manuvernya telah membuat khawatir pihak kolonialis.

A.M sangadji adalah tokoh pejuang perintis kemerdekaan di era 1920-an. Beliau sangat aktif di beberapa gerakan perjuangan salah satunya adalah pendiri partai sarekat islam (PSI) yang dulunya dikenal Sarekat dagang islam bersama H. Agus Salim dan H.O.S Tjokro Aminoto.

A.M. Sangadji juga turut berpartisipasi dan mengambil bagian sebagai peserta kongres pemuda II 28 Oktober 1928 di Jakarta.

Selain itu A.M Sangadji dijuluki si “Jagoe Toea” karena kepiawaiannya dalam berpidato. Beliau sudah banyak melintang jauh mengelilingi beberapa daerah di penjuru belahan nusantara. Seperti halnya Samarinda Kalimantan Timur, Banjar masin, Pulau Jawa, dan Maluku.

Di kutai kartanegara kalimantan timur, berdiri kokoh prasasti A.M Sangadji. Hal ini karena untuk mengenang perjuangan A.M Sangadji dalam proses perjuangan menuju Indonesia merdeka.

Di Yogyakarta, A.M Sangadji memimpin laskar Hisbullah dan pernah menugaskan R. Soedirman untuk membentuk Laskar untuk daerah Martapura dan Pelaihari, serta Tamtomo sebagai penghubung Markas Besar Hisbullah Yogya untuk Kalimantan.

Hady Hemas Sangadji S.H selaku Direktur Eksekutif Forum Komunikasi Pemuda Nusantara dalam wawancara singkatnya mengatakan, kami melaksanakan giat aksi deklarasi A.M. Sangadji di yogyakarta sebagai bentuk rasa tanggung jawab selaku pemuda Indonesia untuk kiranya menitipkan harapan besar kepada pemerintah pusat agar segera memberikan gelar pahlawan nasional kepada Tuan Abdul Moethalib Sangadji (A.M. Sangadji).

Banyak nama jalan A.M. Sangadji yang di abadikan di pusat yogyakarta. Makamnya juga ditandai dengan bambu runcing dan bendera merah putih. Hal ini karena perjuangan dan kegigihan serta semangat beliau untuk memerdekakan Indonesia. Tentu kami melaksanakan giat Aksi deklarasi ini sebagai bentuk meneruskan semangat patriotisme beliau.

Oleh karena itu, kami mengharapkan perhatian pusat untuk segera menobatkan A.M Sangadji sebagai pahlawan nasional pada momentum hari pahlawan 10 November nanti. Jangan sekali kali melupakan sejarah.

Kita butuh pengakuan Negara kepada para pejuang kemerdekaan yang telah mewakafkan raganya untuk merah putih. Sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang meghargai perjuangan dan jasa pahlawannya. Salah satunya adalah A.M. Sangadji. “Tambahnya”

Lanjutnya, masih banyak sejarah yang menceritakan historis perjuangan A.M. Sangadji, untuk di bahas dan di kaji sebagai bentuk penerusan sebuah sejarah yang wajib hukumnya harus di edukasikan kepada pemuda, Mahasiswa dan masyarakat sebagai bentuk pendidikan sejarah.

Harapan kami, semoga melalui momentum Hari Pahlawan Nasional 10 November, A.M. Sangadji segera di beri gelar kepahlawan Nasional oleh Negara, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. (***)