Ramai di Sosial Media, Apa Itu Apokaliptik?

Apa itu Apokaliptik
Apa itu Apokaliptik (Ilustrasi:Pinterest)

Apa itu Apokaliptik? Apokaliptik berasal dari kata apokalyptien yang berasal dari bahasa Yunani, artinya yaitu mengungkapkan sesuatu yang salah. Sedangkan berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa apokaliptik memiliki dua makna yakni yang pertama sebagai wahyu atau penyingkapan dan yang kedua memiliki makan kehancuran yang terjadi di dunia pada akhir zaman.

Berdasarkan perkembangannya. Terdapat istilah turunan dari apokalipstik dan apokalips yaitu apokalipsisme. Dikutip dari Britannica.com apokaliptisisme memiliki arti sebagai pandangan dan gerakan akhir zaman (eskatologis) yang fokus terhadap wahyu samar yang berkaitan dengan campur tangan Tuhan yang terjadi secara tiba-tiba, dramatis, dan dahsyat dalam sejarah, adanya keselamatan umat pilihan yang setia, penghakiman semua orang, serta adanya kepemerintahan terakhir oleh orang-orang pilihan dengan Allah SWT pada bumi dan langit yang diperbaharui.

Paham Apokaliptisisme pertama kali muncul pada abad ke-6 SM di sebuah agama Iran oleh Nabi Zoroaster. Pandangan ini kemudian dikembangkan secara lengkap pada spekulasi dan gerakan eskatologis Kristen, yahudi, dan islam. Ketiga agama ini disebut sebagai agama abrahamik yang memiliki keyakinan bahwa kiamat akan datang dan sudah tampak tanda-tanda kiamat tersebut, serta meyakini bahwa terjadinya kehancuran dunia sudah ditentukan. Adanya keyakinan ini menjadi tumbuhnya kepercayaan yang menyatakan bahwa kehidupan baru yang dapat menghapus semua penderitaan akan segera terwujud.

Para pengikut paham apokaliptik mengaitkan paham ini dengan peristiwa alam atau sebagai krisis sosial ekstrem yang sedang terjadi. Apokaliptik memiliki beberapa tanda yang bisa diketahui seperti membentuk ikatan-ikatan yang lebih kecil (mikro), mengucilkan diri dari interaksi sosial, dan menjadkan seseorang sebagai role model yang semua perkataannya diikuti oleh pengikutnya,

Jika terdapat pengikut apokaliptik di sekitar lingkungan, maka perlu mengenali ikatan mikro baru yang diikuti oleh orang tersebut dan mencari tahu terkait cita-cita utopis yang ingin dicapai. Para pengikut apokalpitik perlu diajak berkomunikasi karena kemungkinan orang tersebut tengah memendam kekecewaan yang mendalam.

Apabila terdapat kejadian ekstrem yang berkaitan denga paham apokaliptik, warga dan lingkungan sebaiknya bersikap proaktif.