Mengenal Apa Itu Penyakit Epilepsi dan Cara Pengobatannya

Penyakit Epilepsi
Penyakit Epilepsi (Foto:Canva)

Apa itu penyakit epilepsi? Epilepsi merupakan gangguan pada sistem saraf pusat akibat adanya pola aktivitas listrik yang berlebihan di otak.

Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami kejang secara berulang pada sebagian atau seluruh tubuh.

Epilepsi ini dapat menyerang seseorang ketika terjadinya kerusakan atau perubahan di dalam otak. Di dalam otak manusia sendiri terdapat suatu neuron atau sel-sel saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf.

Dimana, setiap sel saraf saling ini akan saling berkomunikasi menggunakan impuls listrik. Pada kasus epilepsi ini, kejang akan terjadi saat impuls listrik tersebut dihasilkan secara berlebihan.

Sehingga, kondisi ini dapat menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang menjadi tidak terkendali.

Sehingga, kejang ini merupakan gejala utama dari penyakit epilepsi. Kejang pada penderita epilepsi inipun terbagi menjadi dua tipe, yaitu kejang total dan kejang parsial. Oleh sebab itu, gejala yang menyertai kejang ini juga dapat bervariasi sesuai tipenya.

Epilepsi dapat terjadi pada usia kapan saja, tetapi secara umum kondisi ini akan terjadi sejak masa kanak-kanak. Jika dilihat dari penyebabnya, epilepsi ini dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Epilepsi idiopatik, penyebab ini sering disebut juga sebagai epilepsi primer. Dimana jenis penyebab ini masih belum diketahui. Bahkan, sejumlah ahli menduga bahwa kondisi ini ternyata disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan.
  2. Epilepsi simptomatik, jenis penyebab epilepsi ini disebut juga sebagai epilepsi sekunder. Simptomatik ini merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya telah bisa diketahui. Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya adalah seperti luka berat di kepala, tumor otak hingga stroke diduga bisa menyebabkan epilepsi sekunder.

Epilepsi tidak dapat disembuhkan, tetapi ada obat-obatan yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi frekuensi dari kejang ini.

Apabila pemberian obat-obatan tidak cukup efektif, maka umumnya dokter dapat merekomendasikan operasi.

Penderita gangguan kesehatan tertentu juga dapat menurunkan risiko terkena epilepsi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga hingga tidak merokok.

Sementara, pada ibu hamil ini risiko terjadinya epilepsi pada bayi dapat dikurangi dengan secara rutin memeriksakan kandungan.