CIAWI – Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian atau SIMLUHTAN adalah aplikasi berisikan data Kelembagaan Penyuluhan, Ketenagaan Penyuluhan dan Kelembagaan Petani. Database SIMLUHTAN ini juga menjadi dasar dalam merealisasikan program Kementerian Pertanian (Kementan). Selain itu, SIMLUHTAN digunakan sebagai dasar untuk mewujudkan Big Data Pertanian, yang salah satu fungsinya akan mempermudah dan meningkatkan efektifitas program-program kementerian agar tepat sasaran.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan dengan adanya integrasi data didukung NIK dari Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri (Dukcapil Kemendagri), maka ada koneksi online ke Balai Penyuluhan Pertanian sebagai pelaksana Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) dengan pusat data pertanian AWR. Sehingga jalur distribusi menjadi transparan, ujarnya.
Mentan SYL yakin target Kementan agar distribusi pupuk bersubsidi tepat sasaran dan tepat waktu tercapai.
“Ke depan saya berharap tidak ada lagi pupuk yang salah sasaran. Tidak ada lagi kekurangan, karena database penerimanya sudah berbasis NIK, by name by adress”, ungkap Mentan Syahrul.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada kegiatan Training Of Trainer (ToT) penggelolaan pupuk bersubsidi, Kamis (19/01) di Ciawi Bogor, Jawa Barat.
Sebagai informasi kegiatan Training Of Trainer (ToT) penggelolaan pupuk bersubsidi, dilaksanakan secara hybrid dengan pembelajaran offline dilaksanakan di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi selama tiga hari, mulai 19 – 21 Januari 2023.
Sedangkan untuk pembelajaran online diikuti oleh peserta ToT di lokasi masing-masing atau melalui titik kumpul di UPT Pelatihan, Kantor Dinas Pertanian atau BPP/Kostratani di seluruh Indonesia. Sesi pembelajaran diisi dengan pemaparan materi dari narasumber, diskusi, penayangan video, serta penugasan online.
Pada arahannya Kepala Badan PPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan suksesnya pengelolaan pupuk subsidi juga dimulai dari tinta yang ada di genggaman para penyuluh.
Kenapa? Karena semua pengelolaan pupuk bersubsidi dimulai dari usulan e-Alokasi yang diinput penyuluh pertanian dari petani, tegas Dedi.
“Itu cikal bakal database kita, yang dimaksudkan untuk pengelolaan pupuk subsidi. Kemudian data tersebut diterima pupuk Indonesia untuk mengalokasikan pupuk secara nasional mulai dari lini satu, lini dua, lini tiga, pengecer hingga sampai ke tangan petani,” ucap Dedi.
“Database tersebut juga masuk ke dalam database Bank Himbara. Bank Himbara mengeluarkan kartu tani yang berdasarkan database tersebut, sehingga kalo diawali dari data petani, data penyuluh itu ngaco, maka ngaco pula pengelolaan pupuk subsidi nasional,” sambung Dedi.
Sementara itu Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin Caya yang menjadi narasumber pada acara ToT memberikan materi tentang peran SIMLUHTAN dalam penggelolaan pupuk bersubsidi.
Pada paparan materinya beliau mengatakan SIMLUHTAN yang berbasis web online memiliki tujuan mengelola data penyelenggaraan penyuluhan, menyajikan data penyelenggaraan penyuluhan, mempercepat arus data penyelenggaraan penyuluhan.
“Data yang dimasukan pada aplikasi SIMLUHTAN haruslah data yang betul-betul ada, data yang akurat dilapangan, selain itu teman-teman penyuluh harus paham tentang program utama penyuluhan pertanian”, ujar Bustanul.
Bustanul menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu dilakukan oleh penyuluh pertanian dan admin SIMLUHTAN dalam rangka peningkatan kualitas data diantaranya memverifikasi data memutakhirkan data sesuai dengan kondisi terkini, melengkapi data-data yang tidak lengkap/tidak sesuai. Diantaranya adalah data Kelembagaan Petani dan data Petani Anggota Poktan.
Bustanul juga menambahkan, jika saat ini data SIMLUHTAN menggunakan web service sehingga apabila memasukan NIK tidak sesuai dengan KTP, maka akan tertolak.
Kalau data SIMLUHTAN berkualitas baik, tentunya akan mendukung pupuk bersubsidi. Bustanul juga berharap kepada penyuluh pertanian agar mendampingi petani dalam alokasi pupuk, sehingga minim kesalahan dan penyimpangan, tutupnya. (HVY/NF)