Tingkatkan Produktivitas, Kementan Gelar Webinar Pembinaan Penyuluh Pertanian di 10 Lokasi Gernas El Nino

Webinar
Webinar Pembinaan Penyuluhan Pertanian yang dilaksanakan secara daring, mulai dari tanggal 11 – 12 November 2023. (Sumber: Humas Kementan).

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) sukses melaksanakan Webinar Pembinaan Penyuluhan Pertanian yang dilaksanakan secara daring. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari (11 – 12 November 2023) dengan total pemaparan materi sebanyak lima sesi. Webinar Pembinaan Penyuluh Pertanian diikuti oleh penyuluh pertanian yang berasal dari 10 lokasi Gernas El Nino, yaitu Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.

Webinar yang bertemakan “Dukungan Penyuluh dalam Peningkatan Produktivitas dan Produksi Padi dan Jagung” bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pertanian khususnya penyuluh pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa penyuluh adalah pahlawan pangan, garda terdepan swasembada. Keberadaan para penyuluh merupakan salah satu kunci keberhasilan agar bisa swasembada beras.

Mentan Amran juga mengungkapkan bahwa dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun ke depan Indonesia kembali swasembada khususnya padi dan jagung. Sehingga kita tidak impor lagi, tegas Mentan Amran.

Saya percaya kunci keberhasilan program pembangunan pertanian melalui peningkatan produksi untuk mencapai swasembada adalah penyuluh pertanian. Maka itu kalian jangan mengeluh, terus semangat bekerja. Harus semakin meningkatkan motivasi serta keterampilan maupun wawasan di bidang pertanian yang terus berkembang.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mengatakan sampai saat ini, Indonesia sudah impor beras tidak kurang dari 2 juta ton, bahkan sampai awal tahun depan Bulog berencana impor beras lebih dari akumulasi 3 juta ton.

“Saya minta kepada seluruh penyuluh, pastikan seluruh prasarana dan sarana produksi siap di lapangan, pastikan pupuk tersedia sampai di level kios, pastikan benih juga tersedia di tangan petani, pastikan irigasi juga berjalan dengan lancar, asuransi juga sudah diberikan kepada petani kita”, jelas Kabadan Dedi.

Kabadan Dedi menuturkan bahwa Kementan mulai akhir tahun ini bertekad menggenjot produktivitas dan produksi padi dan jagung melalui optimalisasi lahan rawa, lahan kering dan lahan tadah hujan.

“Kementan genjot program benih bermutu untuk peningkatan produksi padi dan jagung, mekanismenya melalui CPCL. Penyuluh dan petani harus paham juknis CPCL dan juknis optimasi lahan rawa, lahan kering dan lahan tadah hujan. Tuntaskan CPCL, baik untuk benih maupun untuk optimalisasi lahan” ungkapnya.

Narasumber Webinar, Ketua Kelompok Substansi Optimasi dan Rehabilitasi Lahan, Ditjen PSP, Foyya Yusufu Aquino mengatakan bahwa kedepan akan ada kegiatan SID dan Kontruksi Optimasi Lahan, khususnya lokasi yang memiliki lahan rawa, yaitu bagaimana meningkatkan IP di lokasi lahan pertanian rawa dengan intervensi perbaikan sistem tata kelola air di tingkat tersier.

“Upaya peningkatan indeks pertanaman di lahan rawa, salah satunya memperbaiki sistem tata kelola air, jaringan irigasi di normalisasi, dibangun pintu-pintu air dan parit-parit cacing”, ujar Foyya.

Sedangkan narasumber lainnya dari Ditjen Tanaman Pangan, Sujayadi mengatakan bahwa peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutkan memerlukan ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, karena berpengaruh terhadap produktivitas, mutu hasil dan efisiensi usahatani. Ditjen Tanaman Pangan memiliki program bantuan benih padi dan jagung TA 2023.

“Tujuan dari kegiatan bantuan benih padi dan jagung yaitu menyalurkan benih padi dan jagung untuk mendukung peningkatan produksi dan produkvitias dan mutu hasil padi dan jagung”, tutup Sujayadi. (SF/NF)