Penetapan Idul Adha 2023 Bisa Berbeda, Ini Menurut BRIN dan BMKG

Perbedaan penetapan Idul Adha 2023 kini menjadi perbincangan, Idul Adha 2023 akan diumumkan setelah sidang isbat oleh Kemenetrian Agama.
Perbedaan penetapan Idul Adha 2023 kini menjadi perbincangan, Idul Adha 2023 akan diumumkan setelah sidang isbat oleh Kemenetrian Agama. (Foto: Canva by Krack Stock)

Perbedaan penetapan hari Idul Adha 2023 telah menjadi topik perbincangan di Indonesia.

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, mengemukakan bahwa terdapat potensi perbedaan dalam penetapan tanggal Idul Adha tahun ini.

Menurutnya, berdasarkan kriteria baru Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) serta kriteria Odeh dari aplikasi Accurate Time, kemungkinan penetapan Lebaran Haji 2023 akan jatuh antara tanggal 28 dan 29 Juni 2023.

Thomas menjelaskan bahwa berdasarkan kriteria MABIMS, hilal tidak mungkin terlihat di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara secara umum pada tanggal 18 Juni 2023 saat rukyatul hilal dan sidang isbat di Indonesia.

Oleh karena itu, Idul Adha 2023 diprediksi jatuh pada tanggal 29 Juni 2023. Kriteria MABIMS digunakan oleh pemerintah Indonesia sebagai penentu awal bulan Hijriah.

Namun, Thomas juga menyampaikan bahwa di Arab Saudi, kemungkinan hilal terlihat pada tanggal 18 Juni 2023 berdasarkan kriteria MABIMS dan Odeh.

Oleh karena itu, awal bulan Zulhijah di Arab Saudi diprediksi jatuh pada tanggal 19 Juni 2023 dan Idul Adha pada tanggal 28 Juni 2023.

Metode MABIMS merujuk pada tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi geosentrik minimal 6,4 derajat berdasarkan aplikasi Astronomis PP Persis.

Sedangkan metode Odeh menggunakan pengamatan dari aplikasi Accurate Time.

Berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada tanggal 18 Juni 2023, kondisi bulan di Indonesia juga belum mencapai angka minimal kriteria MABIMS.

Tinggi hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada tanggal tersebut berkisar antara -0,11° di Merauke, Papua, hingga 2,39° di Sabang, Aceh.

Elongasi saat Matahari terbenam pada tanggal tersebut berkisar antara 4,40° di Jayapura, Papua, hingga 4,94° di Sabang, Aceh.

Dalam konteks ini, terdapat kemungkinan adanya perbedaan penetapan Idul Adha di antara pemerintah dan Persyarikatan Muhammadiyah (PP Muhammadiyah).

PP Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1444 Hijriah berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang diadopsi oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.

Berdasarkan keputusan tersebut, PP Muhammadiyah menetapkan bahwa Idul Adha 2023 jatuh pada tanggal 28 Juni 2023.

Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat penetapan awal bulan Zulhijah dan Idul Adha pada tanggal 18 Juni 2023.

Sebelumnya, rukyatul hilal juga akan dilakukan di 99 titik di seluruh wilayah Indonesia.

Perbedaan penetapan hari Idul Adha tahun ini memberikan pengertian pentingnya kajian astronomi dalam menentukan awal bulan Hijriah.

Hal ini juga menunjukkan variasi dalam metode dan kriteria yang digunakan oleh berbagai pihak dalam penetapan hari raya keagamaan.

Keputusan resmi mengenai penetapan Idul Adha 2023 akan diumumkan setelah sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama.