Manisnya Pisang, Petani Milenial Bulukumba Raup Cuan Puluhan Juta

Pisang
Petani milenial berhasil mengembangkan pisang jadi produk dengan brand Keysang yang memiliki nilai tambah di daerah Bulukumba. (Sumber: Humas Polbangtan)

BULUKUMBA – Melalui berbagai program pendampingan dan fasilitasi, Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus melakukan upaya regenerasi petani milenial.

Salah satu program unggulan yang diluncurkan oleh BPPSDMP guna menstimulasi pemuda/i untuk terjun di sektor pertanian, adalah Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS).

Menurut Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, YESS bertujuan untuk mewujudkan regenerasi pertanian, meningkatnya kompetensi SDM dari pedesaan, serta meningkatnya jumlah wirausaha muda di bidang pertanian.

“Program YESS sangat mendukung pengembangan SDM pertanian, dengan memberdayakan para pemuda tani untuk memanfaatkan sumberdaya alam pertanian di pedesaan, secara optimal, profesional, menguntungkan dan berkelanjutan. Program yang merupakan hasil kerja sama dengan International Fund for Agricultural Development [IFAD], YESS merupakan implementasi dari kesungguhan Kementan dalam regenerasi petani serta melahirkan wirausaha milenial dari sektor pertanian”, ujar Dedi.

Sarlinda alumni D3 kebidanan binaan program YESS di Bulukumba, pintar membaca peluang usaha bidang pertanian. Berawal dari melihat melimpahnya hasil pertanian pisang, ia berhasil membangun brand “Keysang” dengan omzet puluhan juta rupiah perbulan.

Latar belakang Pendidikannya sebenarnya jauh dari profesi yang ia tekuni saat ini. Namun cuan yang diperoleh dari usaha pengolahan produk pisang terlalu manis untuk ia tinggalkan.

Pisang yang melimpah dan banyak dijual di pasar dengan harga yang murah disulap menjadi berbagai produk yang bernilai tinggi seperti; kebab pisang, pisang belanda, pisang ijo kukus, pisang selimut, pisang goreng cocolan dan pisang goreng topping.

Suksesnya usaha yang ia jalani saat ini bukan tanpa perjuangan, bermula dari modal hanya 50 ribu rupiah kini omzetnya sudah mencapai 20 juta perbulan. Kenaikan drastis omzetnya tersebut bermula dari hasil intervensi program Yess Kementan tahun 2022 dengan penambahan modal usaha hingga menghasilkan omzet 6 kali lipat dari sebelumnya.

“Dulu tak seorang pun dari lingkungan keluarga yang mendukung keputusan saya untuk terjun di bisnis produk hasil pertanian. Apalagi pada saat itu saya baru saja menyelesaikan pendidikan D3 kebidanan. Orang tua menginginkan saya menjadi bidan yang berdinas di rumah sakit maupun puskesmas” kenang Sarlinda.

Manis hasil usahanya tentu tidak semulus yang kita lihat saat ini. Pahit getir saat memulai usaha telah banyak menempa mental kuatnya. “Pernah dalam sehari omzet kami hanya 25 ribu jualan seharian dari pagi sampai sore. Pernah juga mengantar pesanan customer sampai di tabrak sama mobil pengantar galon” tuturnya.

Satu diantara pengalaman pahit yang pernah dialami lagi misalnya pernah uangnya tersisa hanya 20 ribu di kantong. Uangnya digunakan untuk belanja bahan yang akan dipakai besok nya untuk jualan.

“Malam nya saat proses pembuatan pesanan, cetakan yang saya gunakan ternyata bau minyak tanah karena cetakan baru akhirnya saya memutuskan untuk membeli bahan lagi dan membuat adonan baru dengan uang yang tersisa 20 ribu” ucapnya

“Saat dikukus kembali ternyata adonan nya menempel di cetakan dan membuat kue nya tidak terlepas dengan sempurna, mau beli bahan lagi tapi uang sudah habis. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak melanjutkan dan menangis sejadi-jadinya. Untung ada suami yang sabar membantu dan menenangkan saya saat itu” kisahnya.

Namun demikian, duka yang pernah ia alami terbayar dengan kesuksesan yang ia raih saat ini. “Hal yang paling menyenangkan bagi saya adalah ketika bisa memberikan manfaat dan lapangan kerja kepada orang lain, lalu mendapatkan momen menyerahkan amplop gaji yang dibalas dengan senyum bahagia dari wajah mereka” ujarnya.

Tak puas dengan ilmunya, Sarlinda selalu mengasah pengalamannya dengan tetap belajar tentang bisnis dan dunia pertanian, dengan mengikuti berbagai workshop, pelatihan melalui program YESS.

Sebenarnya Sarlinda terjun di dunia kuliner sudah sejak tahun 2016, namun ia baru focus di usaha olahan pisang dan membangun brand “Keysang” dari tahun 2019, hingga kemudian mendapatkan tambahan modal usaha dari program Yess pada tahun 2022.

“Dengan bantuan modal usaha dari program Yess, dari modal awal usaha saya yang hanya 50 ribu hasil pinjam ke mertua, alhamdulillah bisa dapat menghasilkan 20 juta perbulan” ujarnya.

“Program YESS Sangat memberikan pengaruh signifikan terhadap kemajuan usaha saya. Sebelumnya kami mengelola cash flow keuangan usaha yang sangat kecil, di tambah lagi alat yang digunakan seadanya jadi kapasitas kita dalam memproduksi juga terbatas otomatis ini sangat berpengaruh dengan omzet yang akan di dapat kan” katanya.

“Alhamdulillah di tahun ketiga, keluarga sudah mulai memberikan perhatian lebih dengan apa yang saya lakukan. Dan sampai saat ini orang tua saya sudah dengan bangga menceritakan saya ke orang-orang bahwa saya anak nya bukan lah seorang penjual pisang biasa” tutupnya.