hainews.co.id — Kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) anak ternyata tidak hanya bergantung pada faktor genetik, melainkan juga dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti asupan, lingkungan, pendidikan, aktivitas fisik, hingga pola istirahat.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat menurunkan IQ anak dan perlu menjadi perhatian serius bagi orang tua.
Berikut adalah empat faktor yang berdasarkan berbagai penelitian terbukti dapat berdampak negatif pada perkembangan kecerdasan anak:
1. Lingkungan yang Tidak Mendukung
Penelitian yang dipublikasikan di Industrial Psychiatry Journal menunjukkan bahwa lingkungan tempat anak tumbuh sangat memengaruhi tingkat IQ mereka.
Studi ini melibatkan lebih dari 1.000 anak usia 12-16 tahun di India.
Anak-anak yang tinggal di lingkungan mendukung, seperti di kota dengan aktivitas fisik lebih dari lima jam per minggu, orang tua berpendidikan tinggi, serta ayah dengan pekerjaan profesional dan pendapatan memadai, memiliki IQ lebih tinggi. Sebaliknya, anak-anak di lingkungan yang kurang mendukung menunjukkan potensi kecerdasan yang sulit berkembang.
2. Paparan Bahan Kimia Berbahaya
Selama masa kehamilan, paparan bahan kimia tertentu dapat berdampak pada perkembangan IQ anak.
Riset yang diterbitkan di jurnal PLOS One mengungkap bahwa ibu hamil dengan kadar tinggi zat kimia di-n-butyl phthalate dan diisobutyl phthalate berisiko melahirkan anak dengan skor IQ yang jauh lebih rendah.
Zat kimia ini banyak ditemukan pada produk sehari-hari seperti wadah plastik, pengharum ruangan, sampo, dan kosmetik.
Anak-anak yang terpapar bahan kimia ini pada usia 7 tahun memiliki IQ enam poin lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang tingkat paparannya rendah.
3. Asupan Tinggi Lemak dan Gula
Pola makan anak memainkan peran penting dalam perkembangan kecerdasan.
Penelitian dari Inggris dan Kanada menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak dan gula, terutama di usia dini, dapat menyebabkan penurunan IQ.
Menurut penelitian yang dikutip dari ABC News, anak-anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji di usia 3 tahun cenderung memiliki IQ lebih rendah saat mencapai usia 8-12 tahun dibandingkan anak-anak yang lebih sering mengonsumsi makanan bergizi.
4. Kekerasan dan Penelantaran
Kekerasan dan penelantaran terhadap anak juga berdampak buruk pada perkembangan kognitif mereka. Penelitian dari University of Queensland, berdasarkan data longitudinal
Mater-University Study of Pregnancy (MUSP), menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami penganiayaan memiliki skor IQ tiga poin lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami kekerasan.
“Temuan ini menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak maupun penelantaran memiliki efek buruk yang independen dan penting pada perkembangan kognitif anak,” ungkap Ryan Mills, penulis utama studi, dalam laman resmi University of Queensland.
1 Komentar