Kepala Badan Penyuluhan dan Pengmbangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan jika program SIMURP memberikan banyak manfaat untuk petani dan penyuluh. SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahkan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman.

Selain itu, kunci keberhasilan SIMURP adalah kerjasama dan sinergitas dari seluruh pelaku proyek dari pemerintah pusat sampai pemerintah daerah. Karena kalau salah satunya tidak ada kerjasama yang baik maka program SIMURP akan sia-sia, tegas Kabadan Dedi.

Sebagai penerima manfaat program SIMURP, Kabupaten Nagekeo Nusa Tenggara Timur telah melaksanakan Bimtek CSA dan telah menerapkan teknologi CSA di lokasi scaling up. Selaku Penanggung Jawab Teknis SIMURP di Kabupaten Nageo, Matilde Aso mengatakan bahwa program SIMURP telah memberikan dampak positif bagi para petani penerima manfaat SIMURP.

Guna menigkatkan produksi, petani diajari beberapa teknologi CSA, diantaranya dengan penggunaan bahan organik untuk meminimalisir biaya produksi melalui pembuatan pestisida nabati dan pupuk organik cair. Dalam pembuatan pestisida nabati  yang berunsur insektisida, fungisida dengan memanfaatkan bahan lokal yang ada disekitar  lingkungan sawah  dan pembuatan pupuk organik cair unsur NPK yang memanfaatkan limbah-limbah dapur, ujarnya.