Gunung Semeru dan Sejarah Panjang Letusannya

Gunung Semeru
Gunung Semeru (Ilustrasi:EastJavaParadise)

Gunung Semeru atau Gunung Meru merupakan sebuah gunung berapi kerucut yang ada di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru ini adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncaknya Mahameru yaitu ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).

Gunung Semeru secara administratif ini termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini juga termasuk dalam kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Lokasi yang mudah dijangkau ini membuat Gunung tersebut menjadi salah satu tujuan para pendakian. Gunung ini juga akan memanjakan pendaki dengan pemandangan tiga danau, yaitu Ranu Kumbolo, Ranu Pani dan Ranu Regulo yang bisa dilewati di jalur pendakian.

Gunung Semeru juga mempunyai puncak yang terkenal bernama Mahameru dengan kawahnya yang dijuluki Jonggring Saloko.

Sejarah Letusan atau Erupsi Gunung Semeru

Baru-baru ini tepatnya pada tanggal 04 Desember 2022, Gunung Semeru kembali muntahkan Awan Panas Guguran atau APG tepatnya pada pukul 02.46 WIB. Aktivitas erupsi Gunung api Semeru tersebut terekam di seismograf dengan aplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.

Sebelumnya, pada tanggal dan bulan yang sama yaitu 4 Desember 2021 Gunung Semeru meletus dengan meluncurkan awan panas guguran. Awan panas tersebut mengarah ke Curah Kobokan di Kecamatan Ponojiwo, Lumajang, Jawa Timur.

Dimana, pada letusan ini telah memakan korban jiwa dan membuat puluhan ribu penduduk yang ada di lereng Semeru terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Perlu diketahui, Semeru mempunyai catatan panjang sejarah erupsi yang sudah terekam pada 1818. Catatan letusan pada tahun 1818 hingga 1913 ini tentu saja tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.

Kemudian, pada tahun 1941 hingga 1942 telah terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang. Dimana Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ini menyebutkan, leleran lava telah terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942.

Pada saat itu, letusan tersebut sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter dan material vulkanik menimbun pos pengairan Bantengan.

Lalu, kembali tercatat beberapa aktivitas vulkanik secara beruntun pada tahun 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959 dan 1960.

Masih tidak berhenti, Gunung Semeru yang termasuk salah satu gunung api aktif ini melanjutkan aktivitas vulkaniknya.
Tepatnya pada tanggal 01 Desember 1977, guguran lava menghasilkan sebuah awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar.

Volume endapan dari material vulkanik yang teramati ini telah mencapai 6,4 juta m3 dan awan panas juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan.

Pada saat itu sawah, jembatan hingga rumah warga menjadi rusak dan aktivitas vulkanik ini masih berlanjut dan tercatat pada tahun 1978 hingga 1989.

PVMBG juga mencatat adanya aktivitas vulkanik pada tahun 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Kemudian pada tahun 2008, tercatat kembali gunung tersebut beberapa kali mengalami erupsi tepatnya pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.

Teramati kembali pada 22 Mei 2008, gunung tersebut empat kali mengalami guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 mete